Manajemen Proyek Dan Implementasi
BAB 1. Konsep dan Pengertian
1.1 Definisi Manajemen Proyek
Manajemen
proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), Keterampilan (skills), alat
(tools) dan teknik (techniques) dalam akti fitas akti fitas pr oyek untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek (PMBOK, 2004). Manajemen pr oyek
dilaksanakan melalui aplikasi dan integrasi tahapan pr oses manajeman pr oyek
yaitu initiating, planning, executing, monitoring dan controlling serta
akhirnya closing keseluruhan proses proyek tersebut.
1.2 Keberhasilan Manajemen Proyek
Manajemen
Proyek dianggap sukses jika bisa mencapai tujuan yang diinginkan dengan
memenuhi syarat berikut
- · Dalam waktu yang dialokasikan
- Dalam biaya yang dianggarkan
- Pada performansi atau spesifikasi yang ditentukan
- Diterima kustomer
- Dengan perubahan lingkup pekerjaan minimum yang disetujui
- Tanpa mengganggu aliran pekerjaan utama organisasi
- Tanpa merubah budaya (positif) perusahaan
·
·
BAB 2. Siklus Hidup Proyek
2.1 Konsepsi
Secara umum tahap
konsepsi ini bisa dibagi menjadi dua bagian yaitu: Inisiasi Proyek dan
Kelayakan. Berikut adalah penjelasan masing masing sub tahap.
·
Inisiasi adalah
titik dimana suatu ide tentang proyek lahir. Banyak user tahu ada masalah tetapi
sulit untuk mengemukakannya. Perlu dilakukan pengklarifikasian terhadap masalah
kemudian mempertimbangkan solusinya.
·
Kelayakan Proyek, dalam tahap ini bisa
terjadi user ingin tahu apakah idenya layak atau user memilih
kontraktor/konsultan untuk melakukan studi kelayakan secara detail.
2.2 Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dalam
siklus hidup proyek akan meliputi kegiatan: penyiapan rencana proyek secara
detail dan penentuan spesifikasi proyek secara rinci
2.3
Tahap Eksekusi
Pada tahap ini campur tangan user sudah sangat
kecil, porsi pengambilan keputusan lebih banyak di tangan pelaksana proyek.Yang
tercakup dalam tahap ini adalah pekerjaan-pekerjaan seperti: desain,
pengembangan, pengadaan,konstruksi/ produksi, pelaksanaan tergantung pada jenis
proyek.
2.4 Tahap Operasi
Setelah sistem berjalan
untuk beberapa waktu bisa jadi sistem itu menuntut perubahan karena adanya
perubahan lingkungan atau perkembangan teknologi. Jika user menghendaki
perubahan maka perbaikan sistem menjadi proyek baru yang akan mengikuti siklus
mulai dari awal lagi.
BAB.
3 Organisasi Proyek
3.1 Proyek Sebagai Bagian Dari
Organisasi Fungsional
Kelebihan dari unit fungsional :
1 Adanya fleksibilitas yang tinggi dalam penggunaan
staf/karyawan.
2. Orang-orang dalam keahlian tertentu bisa ditugaskna
di banyak proyek berbeda.
3. Orang-orang dengan keahlian yang berbeda dapat di
kelompokkan dalam 1 group untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam
pemecahan masalah secara teknis.
4. Divisi fungsional yang bersangkutan bisa jadi basis
bagi kelangsungan teknologi bila para personel keluar dari proyek atau
oraganisasi induk
Kelemahan dari unit fungsional :
Kelemahan dari unit fungsional :
1. Klien tidak menjadi perhatian utama dari aktivitas
yang dilakukan orang-orang yang terlibat proyek.
2. Divisi fungsional acenderung berorientasi pada
aktivitas-aktivitas khusus yang sesuai dengan fungsinya.
3. Kadang-kadang dalam proyek yang diorganisasi secara
fungsional ini tidak ada individu yang diberi tanggung jawab penuh untuk
mengurus proyek.
4. Motivasi orang yang ditugaskan dalam proyek
cenderung lemah
5. Penyususnan organisasi seperti ini tidak memeberikan
pendekatan yang holistic terhadap proyek
3.2
Organisasi Proyek Murni
Bentuk lain dari
organisasi proyek adalah organisasi proyek murni Proyek terpisah dari
organisasi induk.
Kelebihan :
1. Manajemen
proyek memeiliki wewenang penuh dalam mengelola proyek
2.
Semua anggota tim proyek secara langsung
ertanggung jawab terhadap manahjemen proyek
3.
Rantai komunikasi menjadi pendek, antara
manajer proyek dengan eksekutif secara langsung.
4. Adanya
kesatuan komondo
5. Mudah
untuk dilaksanakan karena bentuknya yang simple
6. Adanya
dukungan secara meneyeluruh terhadap proyek.
Kekurangan :
1.
Terjadi duplikasi usaha dan fasilitas
2.
Akan menambah biaya yang cukup mahal
bagi organisasi induk.
3.
Sumber daya dipegang saat tersedia,
bukan saat dibutuhkan
4.
Bila proyek telah selesai maka akan terjadi
masalah tentang bagaimana nasib pekerja proyek yang ada
5.
Ketidakkonsistenan prosedur
3.3 Organisai Matriks
Organisasi matriks adalah organisasi proyek murni
yang melekat pada divisi fungsional pada organisasi induk.
Kelebihan :
1.
Proyek mendapatkan perhatian secukupnya.
2.
Mudah dalam mendapatkan orang potensial
yang dibutuhkan.
3.
Tidak ada masalah yang berat berkenaan
pada nasib pekerja proyek
4.
Tanggapan untuk para klien bisa cepat
diberikan
Kelemahan
:
1.
Melanggar prinsip aturan kesatuan
komando
2.
Dapat meningkatkan persaingan antar
manajemen proyek
3.
Ada keraguan dalam menjalankan perintah,
karena terdapat 2 manajer
3.4 Memilih Bentuk Organisasi Proyek
kriteria-kriteria yang
mendasari pemilihan bentuk ini:
1.
Frekuensi adanya proyek baru: berapa
sering suatu perusahaan mendapat proyek dan sejauh mana perusahaan induk
tersebut terlibat dengan aktivitas proyek.
2.
Berapa lama proyek berlangsung
3.
Ukuran proyek: tingkat pemakaian tenaga
kerja, modal dan sumberdaya yang dibutuhkan.
4.
Kompleksitas hubungan: jumlah bidang
fungsional yang terlibat dalam proyek dan bagaimana hubungan ketergantungannya.
Bab
5 Perencanaan Proyek
Keberhasilan manajemen
proyek ditentukan antara lain oleh ketepatan memilih bentuk organisasi, memilih
pimpinan yang cakap dan pembentukan tim proyek yang terintegrasi dan
terorganisasi. Tetapi itu saja tidak cukup. Ada hal lain yang cukup serius
untuk diperhatikan, yaitu apa yang harus dikerjakan oleh tim proyek dan Manajer
Proyek. Penentuan apa yang akan dikerjakan ini merupakan fungsi dari
perencanaan (planning). Sedangkan tindakanmemastikan bahwa rencana dikerjakan
dengan benar merupakan fungsi pengendalian (control). Dalam bab ini akan
dibahas mengenai perencanan pekerjaan dalam proyek. Perencanaan merupakan hal
sangat penting dalam manajemen proyek. Perencanaan merupakan hal sangat penting
dalam manajemen proyek. Alasan-alasan berikut mendasari perlunya perencanaan:
·
Untuk
menghilangkan atau mengurangi ketidakpastian Dengan perencanaan yang baik, apa
yang perlu dikerjakan, kapan dikerjakan, memerlukan resourse apa saja, risiko
apa yang akan muncul, apa target tiap aktifitas akan menjadi jelas. Hal-hal
yang tidak pasti akan menjadi lebih pasti.
·
Untuk
memperbaiki efisiensi operasi Dengan perencanaan yang baik tentu saja akan
membuat pelaksanaan kegiatan proyek akan semakin efisien. Langkah coba-coba dan
tidak jelas dasarnya akan membutuhkan biaya yang lebih tinggi.
·
Untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang tujuan proyek.
·
Untuk
memberi kan dasar bagi pengendalian pekerjaan monitoring dan
Kegiatan
monitoring dan pengendalian selalu membutuhkan acuan. Tanpa adanya acuan yang jelas tidak mungkin dilakukan kegiatan monitoring
dan pengendalan yang baik. Jadi jelas bahwa perencanaan penting dilakukan untuk
menentukan acuan tentang apa yang ingin dicapai sehingga proses monitoring dan
pengendalian akan lebih mudah dilakukan.
Bab 6. Penjadwalan Proyek
Setelah pekerjaan proyek dipecah-pecah
menjadi paket-paket pekerjaan, selanjutnya dapat dibuat penjadwalannya. Yang
perlu diperhatikan disini adalah waktu pengerjaan tiap paket pekerjaan dan
kejadian apa yang dihasilkan dari serangkaian paket kerja tertentu. Yang perlu
dijadwalkan adalah paket pekerjaan atau aktivitas. Sedangkan kejadian (events)
dan milestone hanyalah akibat dari selesainya aktivitas. Jika orang mengerjakan
pengecatan tembok maka itu disebut aktivitas, mulai atau selesainya pengecatan
adalah kejadian. Sedangkan aktivitas pembebasan tanah akan menghasikan
milestone tersedianya lahan untuk
bangunan. Milestone digunakan untuk
menandai telah selesainya beberapa aktivitas yang kritis dan sulit. Bagi
manajemen puncak, jadwal proyek mungkin tidak perlu sedetail apa yang
diperlukan oleh personel operasional dilapangan. Jadwal dari aktivitas besar
ini sering disebut Jadwal Induk Proyek. Jadwal ini dikembangkan selama tahap
inisiasi dan bisa diperbarui setelah itu.
Bab 9.
Pengendalian Proyek
Tahap
manajemen yang berikutnya setelah pelaksanaan proyek adalah pengendalian. Ini
berarti di dalam pelaksanaan proyek, sebelum proyek selesai, sudah ada proses pengendalian.
Jadi pengendalian dilakukan seiring pelaksanaan proyek. Pengendalian dilakukan
agar proyek tetap berjalan dalam batas waktu, biaya dan performansi yang
ditetapkan dalam rencana. Sehingga proses pengendalian proyek ini adalah hal
yang sangat penting. Rencana yang bagus tanpa dibarengi dengan pengendalian
yang baik sangat mungkin tidak akan menghasilkan output proyek yang bagus dalam
hal jadwal, biaya dan performansi. Maka untuk melakukan pengendalian perlu
adanya perencanaan. Ada beberapa perbedaan antara perencanaan dan pengendalian:
Perencanaan
berkonsentrasi pada:
- penetapan arah dan tujuan
- pengalokasian sumberdaya
- pengantisipasian masalah
- pemberian motivasi kepada para partisipan untuk mencapai tujuan
Sedangkan
pengendalian berkonsentrasi pada:
- pengendalian pekerjaan ke arah tujuan
- penggunaan secara efektif sumberdaya yang ada
- perbaikan koreksi masalah
- pemberian imbalan pencapaian tujuan
BAB
12. Mengelola konflik dalam proyek
Dalam pelaksanaan proyek sesuai dengan
karakteristiknya, sangat berpotensi munculnya konflik baik antara orang, antara
departemen atau anatara tim proyek dengan user. Dengan demikian tidaklah
menyimpang jika dalam pembahasan manajemen proyek dimasukkan pembahasan tentang
manajemen konflik ini. Seorang manajer proyek harus menaruh perhatian terhadap
masalah ini.
12.1
Munculnya Konflik
·
Konflik Antara User
dan
Kontraktor
Konflik
antara user dan kontraktor sudah akan muncul ketika keduanya
terlibat untuk negosiasi kontrak.
·
Konflik dalam Organisasi Proyek
Di
dalam organisasi sendiri sangat besar peluang untuk terjadinya konflik. Peluang
ini akan besar bila kelompok-kelompok yang bekerja dalam proyek mempunyai
perbedaan dalam hal tujuan dan harapan,
12.2
Manfaat adanya konflik
Dampak-dampak positif yang bisa muncul
antara lain:
- Bisa menghasilkan ide-ide baru yang lebih baik
- Memacu orang untuk mencari dan menemukan pendekatan-pendekatan baru dalam menyelesaikan masalah
- Memunculkan masalah lama ke permukaan dan kesepakatan tentang adanya masalah tersebut
- Memacu orang untuk menjelaskan pandangannya
- Menyebabkan tekanan yang akan menstimulasi perhatian dan kreativitas seseorang
- Memberikan kesempatan kepada seseorang untuk menguji kapasitas kemampuannya.
12.3 Pemecahan Konflik
1. Konfontrasi
Yakni menghadapi
masalah konflik secara langsung. Ini dilakukan dengan mengenali masalah dan
potensi masalah untuk kemudian dihadapi secara langsung.
2. Kompromi
Dengan kompromi
diharapkan semua pihak akan mendapat tingkat kepuasan tertentu. Kompromi
biasanya adalah hasil dari konfrontasi.
3. Mengurangi tingkat kepentingan
ketidaksepakatan (menganggap tidak ada konflik)/akomodasi
4. Menggunakan kekuasaan (Forcing)
Cara pengatasan konflik
dengan menggunakan kekuasaan sehingga terjadi kondisi menang-kalah. Cara ini
ditempuh jika sua tu pihak ingin memaksakan solusi kepada pihak lain
5. Menghindar (Withdrawing)
Cara ini sering
dianggap sebagai solusi sementara untuk sebuah persoalan konflik. Masalah yang
ada bisa datang lagi dan konflik bisa muncul lagi. Ada yang beranggapan ini
sebagai cara yang kurang jantan dan ketidakmauan menghadapi situasi.
BAB.
13 Manajemen Resiko Proyek
Biasanya
manajemen proyek berkonsentrasi pada masalah jadwal dan biaya. Bagaimana
melaksanakan proyek sesuai jadwal dan biaya yang direncanakan adalah fokus dari
manajemen proyek. Sejak pertengahan 1980, perusahaan mulai menyadari perlunya
kebutuhan mengintegrasikan risiko teknis ke dalam risiko jadwal dan biaya.
Proses manajemen risiko dikembangkan dan diimplementasikan sehingga informasi
mengenai risiko tersedia bagi pengambil keputusan kunci. Manajemen risiko
sangat penting pada kondisi di mana ada taruhan yang besar dan ketidakpastian
tinggi. Manajemen Risiko pada proyek meliputi langkah memahami & mengidentifikasi
masalah potensial yang mungkin terjadi, mengevaluasi bagaimana risiko ini
mempengaruhi keberhasilan proyek, monitoring dan penanganan risiko. Manajemen
Risiko yang proaktif akan mengurangi jumlah masalah, memperbaiki keberhasilan
pelaksanaan proyek.
Komentar
Posting Komentar